Jumat, 28 Agustus 2009

Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Dampak El-Nino

Selamat Datang


Jakarta, - Pemerintah menyiapkan langkah antisipasi dampak El-Nino yang diperkirakan akan menyebabkan kekeringan pada akhir 2009 dan awal 2010.
"Langkah-langkah mengatasi dampak El-Nino telah dan terus dilaksanakan agar tidak menganggu ketahanan pangan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Pidato Pengantar RAPBN 2010 dan Nota Keuangan di depan Rapat Paripurna Luar Biasa DPR-RI, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin.

Chevrolet Tanam 1.000 Pohon di Nusakambangan


Cilacap (ANTARA News) - Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) Chevrolet di Indonesia, General Motor Autoworld Indonesia (GMAI), Sabtu menggelar bakti sosial dengan menanam 1.000 pohon penghijauan di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Penanaman ribuan tanaman produktif seperti pohon mangga, durian, kelengkeng, dan rambutan itu merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) GMAI dalam mendukung program penghijauan Pemerintah.

Stop Diskusi

Limbah Rumah Sakit di Bekasi Diteliti


Bekasi (TanamPohon News) - Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, Jawa Barat tengah meneliti limbah buangan rumah sakit di kota itu untuk mengetahui kualitas limbah cair yang kemungkinan mencemari lingkungan.
"Kita melakukan pengambilan sampel limbah dari 15 rumah sakit di Kota Bekasi. Rumah sakit harusnya memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang memenuhi persyaratan sehingga lingkungan sekitarnya tidak tercemar," kata Kepala BPLH Kota Bekasi, Dudy Setyabudhi, di Bekasi, Rabu.Hasil sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui kadar kandungan bahan kimia yang masih tersisa setelah dilakukan pengolahan limbah oleh pihak rumah sakit.
Ia mengatakan, rumah sakit yang memiliki limbah spesifik harus mengolah dengan benar sisa-sisa cairan dari penanganan pasien dan tidak membuangnya bila masih ada kandungan bahan berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat.
Dalam dokumen pendirian sebuah rumah sakit, menurut Dudy, persoalan instalasi pengolahan limbah itu sudah termasuk dalam bagian unit pengelolaan lingkungan yang harus disiapkan dengan baik dan memenuhi standar.
Apabila dari hasil penelitian ditemukan pelanggaran terhadap parameter ambang batas bahan kimia yang dibuang ke media lingkungan oleh pihak RS, ujarnya, aparatnya akan memberikan teguran dan tindakan.Untuk limbah padat, tegas Dudy, biasanya rumah sakit memiliki peralatan incinerator yang berfungsi memusnahkan limbah padat dan penanganannya lebih sederhana.
Rumah sakit yang diperiksa limbahnya tersebut adalah RSUD Kota Bekasi, dan rumah sakit besar seperti Rumah Sakit Mitra Keluarga.
Dudy juga menjelaskan, air yang mengaliri Kali Bekasi diduga tercemar bahan bahaya beracun (B3) yang disinyalir berasal rumah sakit, limbah pabrik, dan industri rumah tangga.Berdasarkan uji sampel, telah ditemukan beberapa kadar Chemical Oxyd Demand (COD), BOD, kandungan mercury, lemak dan bahkan bakteri E-coli dalam jumlah melebihi ambang batas.Ia menjelaskan, bakteri E-coli yang mencemari berasal dari buangan kotoran manusia, sementara kandungan B3 berasal dari bahan kimia pabrik yang tengah diteliti darimana sumber penyebarannya."Jalur Kali Bekasi di hulunya bermula dari kabupaten Bogor dan untuk mencari sumber penyebabnya perlu dilakukan penelitian dari hulu ke hilir," ujarnya.
Untuk Kali Bekasi, yang masuk kategori kelas dua dengan ambang batas parameter kandungan bahan-bahan kimianya rendah seperti Kalimalang yang masuk kategori kelas satu (A) sebagai bahan baku air minum.

IPB Resmikan Pusat Pengelolaan Risiko Iklim



Bogor (TanamPohonNews) - Institut Pertanian Bogor (IPB) meresmikan Pusat Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim Kawasan Asia Pasifik (CCROM SEAP), untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai perubahan iklim, risiko, dan peluangnya.
CCROM SEAP diresmikan oleh Rektor IPB Dr Ir Herry Suhardiyanto di Bogor, Rabu, bersamaan dengan digelarnya lokakarya mengenai metodologi skema pengurangan emisi dari penggundulan dan pengrusakkan hutan (REDD) bekerja sama dengan Pusat Studi Kehutanan Internasional (CIFOR).

Direktur CCROM Prof Dr Rizaldi Boer mengatakan, pusat kajian yang terbentuk pada April 2009 ini mempunyai misi membantu masyarakat untuk memahami perubahan iklim serta dampaknya bagi manusia.

"Kegiatan yang dilakukan tidak hanya di bidang pertanian, tetapi juga sektor-sektor lain yang terpengaruh oleh perubahan iklim seperti kehutanan, perikanan, kelautan, kesehatan," katanya.

tALK LeSS Do MoRE..!!


Dalam mengembangkan pusat kajian ini, katanya, IPB memperoleh banyak dukungan diantaranya dari Columbia University AS dan CIFOR.
"Hasil kajian dari kami akan direkomendasikan kepada Dewan Nasional Perubahan Iklim sebagai bahan untuk negosiasi terkait perubahan iklim. Diharapkan nantinya CCROM ini tidak hanya memainkan perannya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara," ujarnya.

Lokakarya yang digelar pada 26-27 Agustus tersebut bertujuan untuk mendiskusikan metodologi dan pendekatan dalam menentukan emisi referensi REDD, untuk mengukur keberhasilan Indonesia menekan emisi gas rumah kaca..

tALK LeSS Do MoRE..!!

Dalam pertemuan negara penandatangan konvensi perubahan iklim (UNFCCC) telah disepakati bahwa keberhasilan dalam menekan emisi dari kegiatan tersebut bisa mendapatkan kompensasi baik dalam bentuk pendanaan, alih teknologi, maupun pembangunan kapasitas.

Rizaldi mengatakan, sampai saat ini belum ada metodologi yang disepakati untuk menentukan referensi tersebut.

"Ada beberapa cara untuk menentukan emisi referensi, diantaranya dengan menggunakan laju emisi historis, model pendugaan kemungkinan risiko hutan dikonversi ke depan, memperkirakan perubahan faktor penyebab deforestasi, atau dengan cara melakukan penyesuaian emisi referensi setiap periode waktu tertentu dengan mempertimbangkan perubahan kondisi yang ada," katanya..

tALK LeSS Do MoRE..!!

Herry Suhardiyanto mengatakan, apabila emisi referensi yang digunakan adalah rata-rata emisi historis dari tahun 2000-2005, maka apabila Indonesia mampu menurunkan tingkat emisi sampai setengah dari referensi tersebut, dengan harga karbon sekitar 10 dolar AS per ton CO2, Indonesia bisa memperoleh kompensasi sekitar 3,3 miliar dolar AS per tahun.

Sementara itu, Direktur Jenderal CIFOR Frances Seymour menyambut baik diresmikannya CCROM dan menekankan pentingnya peningkatan kapasitas penelitian di bidang kehutanan dan perubahan iklim.

"CIFOR secara berkelanjutan terus bekerja sama dengan IPB," kata Seymour.

Kerja sama terkait perubahan iklim difokuskan pada tiga hal yaitu metode manajemen serta pemantauan REDD, implementasi REDD dengan melibatkan masyarakat lokal sehingga mereka bisa mengambil keuntungan, serta kebijakan yang mendukung, katanya.

tALK LeSS Do MoRE..!!

Lokakarya tersebut diikuti oleh berbagai pihak baik swasta, LSM, maupun tokoh masyarakat dan pemerintah daerah untuk berbagi pengalaman dan pandangan bagaimana melibatkan masyarakat mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaan kegiatan demonstrasi REDD dan kemampuan yang perlu dibangun agar mampu melaksanakan REDD secara efektif.

Internasional Kecam Pencurian Harimau Di Jambi



Jambi (ANTARA News) - Dunia Internasional mengecam pencurian disertai pembunuhan seekor harimau Sumatera (panthera tigris Sumatrae) bernama Shela yang ada di dalam kandang Kebun Binatang Taman Rimba Jambi pada Sabtu lalu (22/8).
"Kejadian ini merupakan pelecehan terhadap masyarakat Jambi bahkan dunia internasional karena seekor satwa liar langka dan dilindungi dibunuh serta dicuri oleh oknum tidak bertanggungjawab," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi Didy Wurjanto, di Jambi, Senin.
Kecaman atas kejadian tersebut sudah datang dari beberapa LSM internsional seperti dari Prancis dan Inggris.

Stop kIlling!!

Kasus pembunuhan dan pencurian harimau berjenis kelamin betina yang sudah menghuni Taman Rimba Jambi selama 19 tahun itu mendapat perhatian serius dunia internasional dimana pihak internasional mempertanyakan dan mengecam kasus itu karena harimau satwa langka tersebut merupakan aset internasional yang harus dilindungi.
Terkait kasus tersebut Polda Jambi dan BKSDA setempat menggelar rapat tertutup di ruang Bhayangkara Polda Jambi. Pertemuan tersebut dihadiri seluruh pejabat Polda dan BKSDA.

Stop kIlling!!

Dari hasil penyelidikan pihak BKSDA diketahui, sebelum dibunuh dan kulitnya dicuri, Shela terlebih dahulu diracun oleh pelaku yang memang sudah profesional, kata Didy Wurjanto, usai rapat itu.
Provinsi Jambi mengakui sangat terpukul dan merasa kehilangan dengan kejadian ini dan kini pihaknya sedang mengumpulkan informasi kelompok pelaku kejahatan tersebut.

"Ini pelecehan terhadap masyarakat Jambi karena kita hanya punya satu-satunya sarana pendidikan dan rekreasi kebun binatang dengan koleksi harimau, kenapa tega-teganya dicuri dan perbuatan ini cukup biadab," kata Didy.
Pihak BKSDA saat ini tengah melakukan penyelidikan bersama Polda Jambi dan kerja sama dengan warga serta Perbakin, guna mencari tahu komplotan pencuri hewan buas yang dilindungi tersebut.
"Kita tidak sendiri, kejahatan ini merupakan kejahatan satwa liar maka harus ditangani secara serius oleh semua pihak," tegas Didy.
BKSDA sudah mendatangi tempat atau orang yang mengerti dan mempunyai pengalaman soal ini dan datanya sudah diserahkan ke penyidik kepolisian, namun tidak bisa menuduh orang dan harus menghormati asas praduga tidak bersalah, apalagi, pasca pencurian dan pembunuhan ini pihak BKSDA sudah dihubungi pihak internasional.

Stop kIlling!!

"Mereka memperatanyakan dan mengecam pelaku pembunuhan hewan yang dilindungi itu," kata Didy dan mafia harimau atau pelaku diancam Undang Undang Nomor 5 tahun 1990 pasal 21 dengan ancaman lima tahun dan denda Rp 100 juta.
Aksi pencurian ini terjadi karena mafia tersebut sudah kehabisan hewan buruannya di hutan dan karena stok di hutan sudah tidak ada maka mereka nekat mencuri harimau yang ada di kandang.Di pasar gelap harga kulit harimau yang sudah dioffset berkisar antara Rp35 juta sampai Rp 40 juta, sedangkan tulangnya perkilogram bisa dijual hingga Rp500 ribu karena biasanya digunakan untuk obat kuat dan penghilang rasa sakit.
Diakui Kepala BKSDA, kasus hilangnya Shela ini pihaknya merasa kecolongan karena selama ini pihak selalu fokus di luar kandang atau harimau yang ada di dalam hutan.

BKSDA akan segera memberikan segala informasi tentang harimau tersebut kepada pihak kepolisian agar bisa mengungkap kasus ini.

Stop kIlling!!

"Pelakunya kita belum tahu karena bisa saja orang luar tetapi tidak menutup kemungkinan ada keterlibatan orang dalam karena sampai saat ini kita masih menyelidikinya," kata Didy lagi.
Begitu mengetahui Shela dicuri BKSDA segera melakukan penyelidikan di kandangnya dan hasilnya memang sebelum dibunuh harimau itu sempat dicarun lebih dahulu.
Hal ini karena ada bekas muntahan di kandangnya tetapi belum tahu apa jenis racunnya dan sedang diselidiki pihak kepolisian bersama BKSDA.
Biasanya orang yang ahli setelah memberikan racun, jeroan (isi perut binatang) tersebut langsung dibuang, karena kalau tidak racun akan menyebar ke daging dan tulang.

Stop kIlling!!